Tercapainya tujuan strategis sebuah organisasi tergantung pada gaya kepemimpinan organisasi dan kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya untuk bekerja sama mencapai visi organisasi tersebut. seiring dengan kompleksitas dan dinamika organisasi baik secara internal maupun eksternal, kepemimpinan handal sangat dibutuhkan dalam mengerahkan kapabilitas (capability) dan sumber daya (resource) organisasi secara efektif. Karena kepemimpinan merupakan seni, kecakapan, kemahiran dan keterampilan seorang pemimpin dalam memahami dinamika organisasi dan membangun kemitraan dengan stakeholder sangat dibutuhkan.
Kemampuan itu tercermin dalam figur Bapak Luhut Panjaitan, yang bukannya hanya seorang visioner menerapkan Prinsip “Lead The Way” melainkan juga seorang eksekutor yang sudah teruji keandalannya sehubungan dengan pengalaman intens beliau baik dalam kepimimpinan kemiliteran maupun dalam kepimpinan sipil. Dari segudang pengalaman kepemimpinan serta kesuksesan bapak Luhut Panjaitan, saya menyimpulkan bahwa ia menggunakan pendekatan “Lead The Way” yang terefleksi dalam 4R yang membuat tingkat resiliensinya sangat tinggi meskipun diperhadapkan dengan ‘hantaman’ badai dalam biduk organisasi pemerintahan yang ia pimpin.
Pendekatan R pertama adalah rasio yaitu kemampuan berpikir, kecerdasan atau logika. Pendekatan ini sangat nyata ditemui pada sosok pemimpin yang berani dan tegas ini. dalam mengambil keputusan, ia selalu mengutamakan perhitungan logis berdasarkan pada fakta dan potensi dampak yang ditimbulkan dari setiap kebijakan. Untuk menunjang efisiensi pekerjaannya, ia menerapkan talent management yang proporsional dan efektif di mana ia membangun tim terbaik yang berasal dari berbagai latar belakang ilmu dan jebolan kampus kelas kakap dari dalam dan luar negeri. Talenta-talenta muda yang berkiprah dibawah naungannya menjadi ujung tombak dalam menggali dan mengkaji isu-isu strategis.
Pelajaran penting lainnya yang saya petik ketika saya diberikan kesempatan pengalaman untuk bergabung dalam Tim bravo untuk mendukung kesuksesan acara global – Presidensi G-20 di Bali adalah Value-oriented diplomacy yang terefleksi dalam dari rangkain kegiatan seperti side event, working group yang dibangun oleh anggota G-20 untuk mewujudkan tatanan global yang lebih resilien dan berkelanjutan. hal ini tentunya mengajari saya untuk selalu memikirkan nilai-nilai apa yang kita bisa persembahkan pada negari kita saat melakukan diplomasi dengan negara lain. hal ini tentunya sangat penting bagi saya sebagai perwira menengah untuk terus belajar, menggali dan membedah isu-isu strategis sesuai dengan teknik-teknik yang sudah diajarkan.
Selain itu, Bapak Luhut Panjaitan sangat visioner. Ia menerapkan human capital investment untuk melatih dan melengkapi generasi penerusnya dengan bekal ilmu agar saya bisa
belajar khususnya mengenai isu-isu strategis dan kepemimpinan. Pragmatisme kebijakan ini akan berdampak positif di masa yang akan datang.
Pendekatan R yang kedua adalah Rasa. Seiring dengan semakin trendinya media sosial di berbagai kalangan masyarakat, bapak Luhut Panjaitan semakin populer dengan gaya kepimpinan yang ia terapkan. Bagi saya, Bapak Luhut Panjaitan merupakan sosok yang sangat mengedepankan ‘rasa’ dalam mengambil sebuah kebijakan meskipun bagi sebagian orang, ia mungkin nampak ‘keras’. Tapi, rasa humanisme yang tinggi dan jiwa patriotismenya adalah untuk membangun indonesia saat ini dan juga untuk masa yang akan datang.
Terbentuknya talent management merupakan caranya membentuk, melatih dan memberdayakan talenta-talenta muda Indonesia dengan kualifikasi pendidikan yang handal. Karena pendidikan adalah kunci
dari kemajuan sebuah bangsa, ia mengakomodir talenta-talenta tersebut agar kemampuan IPTEK (ilmu, pengetuhuan, dan teknologi) yang mereka miliki dapat tersalurkan untuk kemaslahatan umat.
Pendekatan R yang ketiga adalah Raga. Ya, Raga! Di usia yang tidak terbilang mudah lagi, fisiknya masih tetap paripurna. Bagi saya, ketahanan fisik sangat penting dimiliki seorang pemimpin karena ‘di mana ada tubuh yang sehat di situ terdapat jiwa yang sehat’. Tubuh yang sehat dan jiwa yang kokoh akan memampukan seorang pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan dengan segala dinamika dan problematika kebangsaan.
dan pendekatan r yang terakhir adalah religi. sebagai sosok yang terus menaruh pengharapannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, ia selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidupnya. Sangat dipahami bahwa dengan tugas yang berat dan usia yang tidak muda lagi, hanya imannya kepada sang Khalik yang membuat bertahan dan ada hingga saat ini. Salut, Jenderal!
Pepatah mengatakan no man is perfect, tapi menurut pandangan saya, Bapak Luhut Panjaitan telah menyuguhkan suatu nilai kepemimpinan yang excellent melalui pendekatan Prinsip Lead The Way yang terefleksi dalam metoda 4R sehingga beliau dapat menjalankan tugasnya hingga tuntas. Bapak Luhut Pandjaitan dapat menjadi seorang dirijen yang memberi komando kepada ribuan pemegang alat instrumen pada orkestra bernama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
Bagi saya, Bapak Luhut Pandjaitan adalah sosok yang tegas, memiliki kapasitas dan pengalaman intens, dan memiliki strategi ‘Petarung’ serta karakter yang kuat. Keunikan dan kemampuan kepemimpinannya akan selalu terpatri di sanubari orang-orang yang mengaguminya, termasuk saya.
Akhir kata, Buku ini saya dedikasikan kepada seluruh Prajurit TNI sebagai bentuk refleksi nilai-nilai kepemimpinan kotemporer yang dapat menjadi sebuah insight konstruktif dalam membangun jati diri dan karekter kepemimpinan Tni, semoga hal ini dapat memberikan dorongan positif bagi kita sekalian dalam melanjutkan pengabdian yang terbaik kepada bangsa dan negera yang kita cintai. Selamat Membaca Letkol Inf Charles Alling, S.E, M.MDS.
Leave A Comment